• Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id.
  • Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id.
  • Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id.

Penentuan Kawasan Pariwisata Bahari

Friday Labels: , , ,
PENENTUAN KAWASAN PARIWISATA BAHARI DAN PANTAI DENGAN ANALISIS SPASIAL CITRA SATELIT DI KABUPATEN WAROPEN - PAPUA

Oleh:

Chaterina A. Paulus1), Vincent P. Siregar2) & Setyo Budi Susilo2)

1) Mahasiswa Sekolah Pascasarjana IPB
2) Departemen Ilmu & Teknologi Kelautan FPIK, IPB


RINGKASAN

Penentuan kawasan untuk kegiatan pariwisata bahari dan pantai dengan perangkat SIG telah banyak dilakukan pada data spasial berbasis vektor, namun pada penelitian ini dilakukan pada data raster. Analisis spasial pada data raster merupakan dasar dari metode Cell Based Modeling – SIG, yang dapat digunakan sebagai penentuan kawasan optimum (Suitability Modeling). Keunggulan lain dari metode Cell Based Modeling adalah struktur data raster yang lebih sederhana sehingga kompatibel dengan data satelit yang memiliki variabilitas spasial dan akurasi yang tinggi dalam mempresentasikan kawasan yang sesuai. Hal ini penting mengingat luasan cakupan wilayah pesisir Kabupaten Waropen sebagai lokasi penelitian dan beragamnya karakter bio-geo-fisik dan ekosistem pesisir dan laut yang dikaji, dan untuk pemetaan detail kawasan pariwisata sebagai pertimbangan efektifitas penelitian.

Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah melakukan pengkajian potensi sumberdaya pesisir, melakukan analisis secara spasial dengan menginterpretasi Citra Landsat ETM/7 untuk mengetahui secara detail komponen bioekologis Kabupaten Waropen sebagai kawasan wisata berbasis ekowisata bahari dan pantai, serta melakukan analisis daya dukung kawasan dan pemanfaatan berdasarkan kesesuaian parameter biofisik perairan untuk prospek pengembangan kawasan wisata.

Proses overlay SIG dibuat berdasarkan basis data yang ada dengan memakai metode Cell Based Modeling (CBM). Uji ketelitian klasifikasi dilakukan terhadap substrat dasar perairan untuk menentukan kualitas informasi yang berasal dari data penginderaan jauh. Sedangkan analisis lanjutan diperlukan sebagai upaya untuk menggambarkan potensi dari daya dukung kawasan dan daya dukung pemanfaatan. Hasil dari analisis daya dukung kawasan dan pemanfaatan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penempatan jenis kegiatan pariwisata bahari dan pantai pada lokasi yang tepat untuk peruntukkan jenis kegiatan pariwisata yang ada.

Dari hasil penelitian yang diperoleh, potensi sumberdaya pesisir Kabupaten Waropen adalah ekosistem terumbu karang dan mangrove. Ekosistem terumbu karang terdapat di wilayah pesisir Pulau Nau, sedangkan ekosistem mangrove di Kabupaten Waropen (main land). Daerah yang sangat sesuai untuk wisata selam terlihat dominan pada bagian selatan (Tg. Namai) dan sedikit menyebar pada bagian utara (Tg. Yansanaif) mempunyai luas sebesar 16,92 Ha. Kawasan sangat sesuai untuk wisata selam dengan luas daerah yang dimanfaatkan 169.200 m2 mempunyai potensi ekologis 1353 pengunjung, dimana kawasan ini mempunyai daya dukung pemanfaatan 135 pengunjung per hari.

Daerah yang sangat sesuai untuk wisata snorkling terlihat dominan pada bagian selatan (Tg. Namai) dan sedikit menyebar pada bagian utara (Tg. Yansanaif) mempunyai luas sebesar 25,47 Ha. Wisata snorkling mempunyai luas area yang dimanfaatkan 254.700 m2 oleh jumlah maksimum 2037 pengunjung, dengan daya dukung pemanfaatan 204 pengunjung per hari.

Lahan yang sangat sesuai untuk wisata mangrove terlihat dominan pada daerah pesisir Kabupaten waropen dan Desa Epawa mempunyai luas sebesar 1590,21 Ha. Pariwisata pantai kategori wisata mangrove memiliki potensi ekologis 1.272.168 pengunjung dalam luasan area yang dimanfaatkan sebesar 15.902.100 m2 dengan daya dukung pemanfaatan untuk pengembangan wisata mangrove sebesar 127.217 pengunjung.

Pariwisata bahari kategori wisata selam untuk kawasan sesuai mempunyai luas area yang dapat dimanfaatkan sebesar 85.500 m2 dengan jumlah maksimum pengunjung 684 dan 68 pengunjung yang diizinkan untuk kawasan wisata selam. Sedangkan kawasan sesuai untuk wisata snorkling adalah 108.900 m2 dan daya dukung pemanfaatan untuk wisata snorkling ini sebesar 87 pengunjung. Pariwisata pantai kategori wisata mangrove yang sesuai, mempunyai luasan area pemanfaatan 19.655.100 m2 untuk jumlah maksimum 1.572.408 pengunjung. Daya dukung pemanfaatan untuk wisata mangrove pada kawasan sesuai yang diizinkan sebesar 157.241 pengunjung.

Kata kunci : pariwisata bahari, cell based modeling, waropen, daya dukung. (download.pdf files)

0 comments:

Post a Comment

 
REFERENSI ILMIAH WILAYAH PESISIR & LAUT © 2010 | Designed by Blogger Hacks | Blogger Template by ColorizeTemplates